The Calendar

Because you need to celebrate everything

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
2 Jul 2012

HELLiday.

Posted by Anggun Mayasari

setelah sekian lama saya nggak ngepost, akhirnya hari ini saya sempatkan. sebenarnya banyak banget yang terlewatkan ceritanya. tapi ya apa boleh buat saya males banget mau cerita heuheu :3

halo ini seharusnya liburan. tapi how great saya malah mbathang di rumah disuruh nyapu disuruh ini itu :s maen ke luar kota pun ambu ambune dibatalkan. dan tau nggak saya kemaren terima rapor dimarahin gara gara nilai terpuruk akibat kebanyakan event :v ckck

yasudah itu saja yang ingin saya sampaikan. ohya besok tanggal 5 s.d. 6 Juli saya makrab looh, tunggu ceritanya yaaaps :*

7 Mei 2012

Bukan flashback. Tapi..

Posted by Anggun Mayasari

Halo Kalender, sebentar lagi kau akan menunjuk angka 11 kan? Itu hari Jumat yang istimewa lho buat saya. Tujuh belas tahun yang lalu saya keluar dari rahim Mama saya. Saya nggak tahu pasti bagaimana Mama saya berjuang untuk mengeluarkan bocah merepotkan ini. Yang saya tahu pasti, Mama saya memiliki banyak impian yang ditaruh di mata saya. Dan yang sangat pasti, saya akan berusaha untuk menghadirkannya untuk Beliau tercinta :')

Menengok hari-hari saya yang sekarang, saya jadi kecewa. Saya belum bisa memberikan apa yang Mama saya inginkan. Malah mungkin sebaliknya. Saya juga belum bisa meraih apa yang saya inginkan. Rasanya ini sangat melenceng dari yang saya harapkan.

Saya pengen bergerak maju. Tapi, lingkungan saya yang sekarang ini tidak bisa dipungkiri, sangat menghambat saya untuk melakukan itu. Saya nggak menyalahkan, karena memang bukan salah lingkungan saya. Saya hanya pusing mencari cara untuk lepas dari lingkungan saya. Mungkin bukan lepas secara fisik, namun lepas secara pikiran dan perilaku. Dan jujur, itu sangatlah sulit.

Oya, di tambah lagi saya akhir-akhir ini merindukan kehadiran sahabat SMP. Saya kangen banget sama mereka. Saya benar-benar menginginkan mereka kembali di sekitar saya. I want them so damn much. Mereka benar-benar sesuatu yang saya butuhkan saat ini. 

Saya jadi berpikir, apakah memang kehidupan anak SMA yang lain juga seperti ini? Apakah mereka kangen sama sahabat SMP? Apakah mereka juga mengalami galau akademis? Apakah mereka juga memiliki hubungan kurang sip di rumah? Apakah mereka.. hmm ya gitu intinya, apakah mereka juga ngerasain? :\ 

Ah, sudahlah, ini post geje. Dadah, kalender :*

20 Mar 2012

Change.

Posted by Anggun Mayasari

Time change. People change. So do everything. And i think it is a must.

Beberapa hari yang lalu saya menyadari sesuatu. Hidup saya rada melenceng. Dan celakanya, melenceng ke arah yang salah. Secara bersamaan saya pun menyadari bahwa hidup saya sudah berjalan sejauh ini dan sebentar lagi bisa dikatakan akan segera lepas dari bawah tanggung jawab orang tua. Yang saya maksud adalah masuk universitas.

Hidup saya yang sekarang berantakan. Saya belum bisa memenuhi semua kewajiban saya sebagai hamba Tuhan, anak, teman, siswa, dan banyak lagi. Dan setahu saya, saya selalu menagih semua hak saya. Saya belum bisa bertanggung jawab atas diri saya sendiri. It makes me feel down. Tapi parahnya feel down nya juga terlambat, karena biasanya saya cuek dan nggak peduli pada keadaan.

Saya hanya pengen saya dapat mengendalikan hidup saya dengan benar. Jika begitu, maka mau tidak mau mula-mula saya juga harus mengikuti peraturan permainan yang ada. Saya yakin itulah kunci yang akan membukakan pintu kehidupan saya lebih lebar.

Saya tentu punya mimpi dan itulah sekarang yang akan saya kejar. Dan saya tidak peduli bagaimana saya harus mengejar ketertinggalan saya dan melampaui orang-orang yang ada di depan sana. Saya harus menggenggam mimpi saya.

Yang saya tangkap sekarang ini, Tuhan telah menurunkan semua hal yang saya perlukan, yang akan saya dapatkan, dan semua hal yang akan ia tarik kembali. Namun, saya butuh waktu serta kemauan yang ekstra untuk menyusun puzzle tersebut. Dan itulah yang akan saya lakukan mulai dari sekarang.

Saya akan memantapkan hati dan pikiran saya terlebih dahulu. Lalu akan saya bentuk kepribadian yang baik untuk diri saya. Sementara itu, mimpi-mimpi ini terus menjadi pancingan saya untuk tidak lupa bahwa waktu terus habis.

Pegang kata-kata saya. Suatu saat nanti saya akan membuktikannya.

28 Des 2011

Family?

Posted by Anggun Mayasari

Rasanya saya berada di tengah keluarga yang buruk. Ini yang selalu saya pikirkan ketika semua orang di keluarga saya selalu egois dan tak mengerti dunia saya. Saya pun tak pernah berhasil mengerti mereka. Mama saya selalu menuntut saya untuk bercerita kegiatan saya. Namun ketika saya mulai bercerita, terkadang beliau yang nggak ndengerin saya dan malah sibuk dengan bisnis dan kerjaannya. Atau beliau meminta saya untuk memilihkan sesuatu yang mau dibeli. Ketika saya sudah memilihkan, beliau nggak setuju. Dan ketika saya sudah manut beliau, eh beliau malah memberi pilihan lagi dan ujungnya adalah nggak jadi beli. Saya jadi males kalau udah gini. Papa saya, emm saya nggak pernah deket dan memang seakan ada pembatas diantara saya dan beliau. Canggung dan dingin. Ini bermula karena saya mengetahui bahwa beliau memiliki rahasia yang tidak diketahui mama saya. Hal paling menyakitkan dan membuat saya frustasi. Adek saya, adalah orang paling angkuh dan nggak sopan. Dia dengan sembarang orang semaunya aja nyuruh-nyuruh. Juga selalu tamak ingin menggunakan semua barang secara bersamaan. Kalo saya bilangin, saya malah digertak balik dan kadang malah nangis terus yang dimarahin mama saya, tentu saja, adalah SAYA. What the !@#^!

Dengan keadaan rumah yang seperti itu, terbentuklah seorang saya yang bersifat keras, gampang emosi, bisa memendam masalah sendirian, tapi juga gampang nangis. Hingga buruknya, saya adalah orang yang nggak betah deket sama keluarga. Ujungnya, saya merengek dan meminta kasih sayang kepada orang lain, nggak lain adalah temen dan pacar.

Dari SMP, saya memang lebih banyak memiliki teman dekat cowok daripada cewek. Kenapa? Karena saya butuh figur yang mengayomi, figur laki-laki. Papa saya terlanjur menampakkan keburukkannya sebagai ayah di hati saya. Jadi, jujur saja, saya nggak bisa mengharapkan hal-hal baik kepada papa saya. Saya sudah terlanjur kecewa.

Mama saya sudah kebal terhadap kelakuan papa saya. Beliau juga terbentuk menjadi pribadi yang tegas dan keras, juga selalu mencoba menyibukkan dirinya. Jadi, lengkap kan kalau nggak ada yang mau menengok sedikit ke dunia saya?

Dunia saya, dunia yang membingungkan. Saya orang yang tegas dan keras, suka ngomong apa adanya hingga sering menyakiti, dan terlihat sombong juga cuek. Kebanyakan orang hanya mampu melihat sisi luar saya yang seperti itu. Mereka nggak tahu kalau perasaan saya sensitif hingga sering nangis. Juga kalau saya sudah terlalu capek menanggung emosi yang saya tahan sendirian, saya sering sekali ngambruk di temen atau pacar saya hingga terlihat sangat lemah. Dulu, disaat saya nggak punya pacar dan semua temen pada sibuk, saya larikan beban saya kepada penyakit. Begitulah.

Masalah di hati saya bener-bener nggak ada habisnya. Namun saya nggak semenyedihkan itu. Ada kalanya juga saya menikmati hidup saya. Mama saya sering datang ke kamar saya pas saya sudah tidur hanya untuk memeluk saya (saya pernah 3 kali memergoki tapi tetap pura-pura tidur). Papa saya sering membelikan saya banyak buku dan mengajak saya jalan-jalan. Dan adek saya sering menyisakan bagian untuk saya jika dia beli makanan.

I’m sure that everything have wrong side and right side. I just have to understand them, and let them flow well. My life will still wonderful with no need to replace the wrong one. Wrong and right, they are the part of my life, right? I believe in my heart, that i’ll be fine :)

16 Des 2011

F! friend or fuck?

Posted by Anggun Mayasari

Aneh nggak sih udah menjalani tahun pertama di SMA, tapi seakan-akan yang namanya temen lengket itu rasanya masih ketinggal di SMP? Bahkan di sekolah yang satu angkatan jumlahnya hampir mencapai tiga kali lebih banyak dari satu angkatan di SMP, saya tetep belum menemukan temen lengket selengket-lengketnya.

Jujur, sampai sekarang belum ada yang bisa menggantikan posisi sahabat-sahabat SMP saya. Yang bersanding pun juga belum ada. Gila nggak sih? Hhh saya terkadang stres kalau lagi ada pikiran yang ngganjel atau masalah dan sahabat-sahabat saya itu pada sibuk nggak bisa diajak jalan. Kalo udah gitu larinya ntar ke pacar saya. 

Dulu saya stresnya bukan main pas nggak ada pacar dan sahabat-sahabat pada sibuk sendiri. Pusing sendiri, ngadepin sendiri. Dan jadinya masalah-masalah itu lari ke penyakit. Rempong.
Ok. Back to the topic.

Saya nggak menyalahkan keadaan sekolah, juga kondisi kelas saya. Tapi, saya kadang nggak betah juga kalo nggak punya temen lengket gini. Yang nyambung, yang bisa benar-benar nerima saya apa adanya. Yang tetap mau temenan sama saya, walaupun saya kayak gini orangnya. 

Sekarang saya lagi berusaha dekat dengan semua anggota kelas saya. Awal-awal barengan mungkin memang berhasil. Tapi lama-kelamaan tampaklah bahwa nggak semua dari mereka mau membuka diri untuk saya. Begitu pula saya. Nyatanya, memang nggak mudah untuk saya memaksakan diri untuk terbuka dengan teman-teman yang nggak nyambung sama saya. Dan, well, i could take it. Keadaan menyimpulkan sendiri bahwa memang susah cari temen.
Tapi syukurlah, saya nggak semenderita itu. Ada beberapa orang yang mau percaya sama saya. Mereka mau berusaha untuk membuka diri terhadap saya, i appreciate it and oh really, it makes me happy. Dan saat ini, merekalah yang sangat saya sayangi di SMA ini beside my boy :)

Jadi, sebenernya penyemangat di SMA ini adalah dua teman saya itu dan pacar saya :)